Sesuai tradisi, rangkaian peringatan Waisak Nasional 2567BE tahun 2023 di mulai dengan pengambilan api abadi Mrapen di Manggarmas, Grobogan oleh para anggota Sangha dan rohaniwan lainnya yang tergabung dalam WALUBI. Rombongan tiba di lokasi pukul 9:45 dan melakukan puja pengambilan api alam oleh rohaniawan majelis yang hadir. Setiap perwakilan mengambil api dengan obor bambu masing-masing, kemudian menyulutnya ke obor utama. Obor utama inilah yang dibawa ke Candi Mendut dalam perjalanan selama 3.5jam untuk dipersembahkan sebagai pujana di altar Waisakapuja.
Dalam filsafat Buddhis, api melambangkan kekuatan untuk memusnahkan tiga racun lobha, moha, dan dosa, juga sebagai sumber energi yang membangun semangat dan kehidupan. Dalam tradisi Tantrayana Nusantara, ritual api alam ini disebut “ruwat amorwah pancaka dharma,” yakni mengambil sari energi bumi untuk membangkitkan ke-Bodhi-an. Puja bakti Majelis Zhenfozong Kasogatan dipimpin oleh Pandita Dharmaduta Suyamto, di dampingi oleh Pandita Dharmaduta Waliyono, Pandita Lokapalasraya Tri Wahyu Widodo, dan Pandita Lokapalasraya Dono Priyoto, yang mendoakan agar pemimpin bangsa bijaksana dan berdayaguna laksana api, serta negeri makmur sentosa dijauhkan dari mara bahaya.

Obor utama tiba di Candi Mendut sekitar pukul tiga petang hari, di sambut oleh Ketua DPD Walubi Jateng Sdr. Tanto Soegito Harsono dan diserahkan kepada Bhante Wongsin Labhiko. Sang bhante membawa obor ke altar utama Waisakapuja, bersama dengan Ketua Umum DPP Walubi Ibu Dra. Hartati Murdaya dan segenap rohaniawan dan ketua majelis anggota Walubi, memantik lilin lima warna pujana altar dan mempersembahkan dupa. Dalam tradisi Buddhis, kelima warna memiliki arti khusus: warna biru dari rambut Sang Buddha, melambangkan bakti; kuning dari warna kulit Buddha melambangkan kebijaksanaan; jingga dari telapak tangan melambangkan semangat; merah berasal dari warna darah, melambangkan cinta kasih; serta putih diambil dari warna tulang dan gigi Sang Bhagavan, melambangkan kesucian.

Rombongan sangha, diiringi segenap umat, kemudian melakukan pradaksina candi Mendut. Setelahnya, puja bakti para majelis dibuka oleh ritus Mahayana pimpinan suhu Pushan, disusul dengan ritus Theravada dibawakan oleh Bhante Wongsin Labhiko, dan Tantrayana Palpung oleh Khenpo Lakpa. Sebagai penutup, puja bakti Zhenfozong Kasogatan dipimpin oleh Acarya Shi Lianfei didampingi oleh Dharmacarya Lianhong, Bhiksu Lianzan, Pandita Dharmaduta Chiu Ching, Pandita Dharmaduta Tasimun, Pandita Lokapalasraya David Lowardi dan Pandita Lokapalasraya dr. Surya Atmaja.
Rangkaian acara peringatan Waisak 2567BE dilanjutkan besok, 3 Juni 2023, dengan pengambilan air suci Umbul Jumprit. Nantikan liputan berikutnya!