galeri kegiatan

LIPUTAN WAISAKA PUJA 2567BE – Puncak Acara

Drum band Walubi mengawali kirab 2.7km dari Mendut ke Borobudur.

Tema Waisak “Aktualisasi Ajaran Buddha Dalam Kehidupan Sehari-hari: Momentum Waisak Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Serta Perdamaian Dunia”

Puncak acara Waisak Nasional 2567BE tanggal 4 Juni 2023 meliputi kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, dan pradaksina candi, di tutup dengan pagelaran Dharmasanti dan pelepasan lampion pada malam harinya.  Prosesi Waisak sejauh 2.7km di mulai jam 6:00 pagi menampilkan drum band sebagai kepala barisan.  Tampak di bagian depan prosesi adalah Direktur Jenderal Bimas Buddha Drs.  Supriyadi MPd di dampingi oleh Bapak Karuna Murdaya mewakili Ketua Umum DPP Walubi, dan segenap pimpinan Majelis anggota Walubi, memimpin prosesi yang meliputi mobil-mobil hias dan barisan Sangha, umat, dan pelajar.  Mobil pameran antara lain mengusung Garuda Pancasila, relik Buddha, air dan api suci, pujana dari hasil bumi, kitab suci, lambang Buddhisme, sedangkan barisan berjalan menampilkan pamong Sangha, bendera dan panji, pakaian adat seluruh Nusantara, dan prosesi umat ke-16 Majelis yang tergabung dalam Walubi.  Seperti biasanya, barisan umat Majelis Zhenfo Zong Kasogatan merupakan bagian prosesi yang paling panjang dengan personil tidak kurang dari 1200 orang.

Acarya Lianfei memberikan pemberkatan air suci dari mobil relik di prosesi Waisak 2567BE.
Dharmacarya Lianhong dan Bhiksu Lianzan tampak dalam barisan pamong Sangha di prosesi menuju Borobudur
Barisan Majelis Zhenfo Zong Kasogatan dengan personil 1200 orang memeriahkan Kirab Waisak 2023.

Di penghujung prosesi, para tamu undangan, rohaniawan, ketua-ketua majelis, pengurus Walubi dan ribuan umat memadati Lapangan Kenari (zona 1) berlatar belakang Candi Borobudur yang megah. Detik-detik Waisak 2567BE tepat pada pukul 10:41:19 WIB ditandai dengan pemukulan gong tiga kali, disambut dengan meditasi dan renungan yang dipimpin oleh Bhante Wongsin Labhiko.  Sambutan Waisak 2567BE disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si, mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara majemuk dituntut untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi demi menjaga perdamaian serta keutuhan bangsa.  Sikap toleransi tidak akan merusak keyakinan, yang mana “Kita meyakini yang menurut kita benar, tapi kita menghormati keyakinan saudara kita yang lain,” imbuhnya.  Beliau juga mengajak umat Buddha untuk berkontribusi dan mendukung program-program pemerintah.  “Senantiasa mempraktikkan Dharma dengan baik dan benar dalam keseharian, …akan terwujud kedamaian di negara RI tercinta ini,” kata dia.  Hadir mendampingi wakil menteri agama adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Drs. Supriyadi, M.Pd dan mantan dirjen Joko Wuryanto dan Budi Setiawan.  Acara juga diisi dengan pemberkatan air suci oleh para anggota sangha dan pujabakti, kemudian ditutup dengan pradaksina Borobudur.

Rohaniawan Zhenfo Zong berpose di depan altar Waisakapuja di Lapangan Kenari, Candi Borobudur. Tampak di kiri depan Acarya Lianfei didampingi oleh Acarya Lianhua Dehui (USA) dan Acarya Lianzhao (Australia).
Acarya Lianfei didampingi Dharmacarya Lianhong memberikan pemberkatan air suci ke umat di Lapangan Kenari Candi Borobudur.
Suasana peringatan detik-detik Waisak 2567BE – Foto: detik.com

Umat Zhenfo Zong Kasogatan melaksanakan Pujabakti Waisak 2567BE di tenda Majelis berlokasi di Taman Lumbini (zona 2) pada pukul 13:00 siang hari. Upacara dengan adhinata Buddha Sakyamuni ini dipimpin oleh Acarya Lianfei dan didampingi oleh Dharmacarya Lianhong, Bhiksu Lianzai, dan para pandita dharmaduta dan lokapalasraya, diikuti dengan khidmat oleh lebih 1200 umat terutama dari Jawa Tengah dan Bali dengan perwakilan dari Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.  Hadir juga ketua DPD Jawa Tengah, Pdt. Suyamto, ketua DPD Jawa Barat Tan Su Kyat, ketua DPD Jawa Timur Endy Hartono Ongkowibowo, ketua DPD Bali Dwi Junaidi, dan ketua DPD Jambi Soemartono.  Pujabakti kemudian dilanjutkan dengan ritual mandi rupang Buddha Sakyamuni yang menjadi tradisi Waisak.

Pimpinan pujabakti Waisak 2567BE umat Zhenfo Zong Kasogatan
Acarya Lianfei memberi abhiseka catur sarana seusai pujabakti Buddha Sakyamuni.
Umat Zhenfo Zong Kasogatan khidmat mengikuti upacara di tenda Majelis.

Sambutan Ketua Umum DPP Majelis Zhenfo Zong Kasogatan ibu Winarni Harsono di sampaikan oleh Sekjen Yusuf Sumartha, antara lain mendoakan semua umat Majelis sehat jasmani, sukses dalam kerja dan usaha, serta maju dalam sadhana.  Dalam dharmawacananya, Acarya Lianfei membabarkan salah satu inti sutra Vimalakirti, yakni pentingnya ketekunan demi mencapai keberhasilan dalam bersadhana.

Perayaan Waisak Nasional tahun 2023 ini diakhiri dengan pagelaran seni dan budaya Dharmasanti di pelataran Lumbini, serta pelepasan 2567 lampion yang dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, dan beberapa duta besar negara sahabat.  “Hari ini saya sebagai umat Muslim hadir bersama-sama umat Buddha yang sedang merayakan Waisak.  Ini sungguh luar biasa pengalaman baru bagaimana ribuan lampion diterbangkan,” ujarnya.

2567 lampion yang mengudara di langit Borobudur menandai berakhirnya perayaan Waisak tahun 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *